DEFINISI PENALARAN INDUKTIF
Metode dalam menalar . Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu…
1. Penalaran Metode induktif
2. Penalaran Metode deduktif
Metode induktif
Metode
berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan
bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena
yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti.
Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif.
MACAM-MACAM PENALARAN INDUKTIF
1. GENERALISASI
Generalisasi
adalah penalaran induktif dengan cara menarik kesimpulan secara umum
berdasarkan sejumlah data. Jumlah data atau peristiwa khusus yang
dikemukakan harus cukup dan dapat mewakili.
Contoh :
Generalisasi
juga di sebut induksi tidak sempurna (lengkap). Guna menghindari
generalisasi yang terburu – buru, Aristoteles berpendapat bahwa bentuk
induksi semacam ini harus di dasarkan pada pemeriksaan atas seluruh
fakta yang berhubungan, tapi semacam ini jarang di capai. Jadi kita
harus mencari jalan yang lebih prakis guna membuat generalisasi yang
sah.
Tiga cara pengujian untuk menentukan generalisasi:
a. Menambah
jumlah kasus yang di uji, juga dapat menambah probabilitas sehatnya
generalisasi. Maka harus seksama dan kritis untuk menentukan apakah
generalisasi ( mencapai probabilitas ).
b. Hendaknya melihat adakah sample yang di selidiki cukup representatif mewakili kelompok yang di periksa.
c. Apabila ada kekecualian, apakah juga di perhitungkan dan di perhatikan dalam membuat dan melancarkan generalisasi?
2. ANALOGI
Pemikiran
ini berangkat dari suatu kejadian khusus ke suatu kejadian khususnya
lainnya, dan menyimpulkan bahwa apa yang benar pada yang satu juga akan
benar pada yang lain.
Contoh :
Sartono sembuh dari pusing kepalanya karena minum obat ini.
Pengetahuan
secara analogis adalah suau metode yang menjelaskan barang – barang
yang tidak biasa dengan istilah - istilah yang di kenal ide – ide baru
bisa di kenal atau dapat di terima apabila di hubungkan dengan hal – hal
yang sudah kita ketahui atau kita percayai.
Analogi
Induktif adalah suatu cara berfikir yang di dasarkan pada persamaan
yang nyata dan terbukti. Jika memiliki suatu kesamaan dari yang penting,
maka dapat di simpulkan serupa dalam beberapa karakteristik lainnya.
Apabila hanya terdapat persamaan kebetulan dan perbandingan untuk
sekedar penjelasan, maka kita tidak dapat membuat suatu kesimpulan.
3. HUBUNGAN KAUSALITAS
Berupa
sebab sampai kepada kesimpulan yang merupakan akibat atau sebaliknya.
Pada umumnya hubungan sebab akibat dapat berlangsungdalam tiga pola,
yaitu sebab ke akibat, akibat ke sebab, dan akibat ke akibat. Namun,
pola yang umum dipakai adalah sebab ke akibat dan akibat ke sebab. Ada 3
jenis hubungan kausal, yaitu:
(1). Hubungan sebab-akibat.
Yaitu
dimulai dengan mengemukakan fakta yang menjadi sebab dan sampai kepada
kesimpulan yang menjadi akibat. Pada pola sebab ke akibat sebagai
gagasan pokok adalah akibat, sedangkan sebab merupakan gagasan penjelas.
Contoh:
Anak-anak berumur 7 tahun mulai memasuki usia sekolah. Mereka mulai mengembangkan interaksi social dilingkungan tempatnya menimba ilmu. Mereka bergaul dengan teman-teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan demikian, berbagai karakter anak mulai terlihat karena proses sosialisasi itu.
Anak-anak berumur 7 tahun mulai memasuki usia sekolah. Mereka mulai mengembangkan interaksi social dilingkungan tempatnya menimba ilmu. Mereka bergaul dengan teman-teman yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Dengan demikian, berbagai karakter anak mulai terlihat karena proses sosialisasi itu.
(2). Hubungan akibat-sebab.
Yaitu dimulai dengan fakta yang menjadi akibat, kemudian dari fakta itu dianalisis untuk mencari sebabnya.
Contoh:
Dalam bergaul anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak yang selalu mambuat ulah.
Dalam bergaul anak dapat berprilaku aktif. Sebaliknya, ada pula anak yang masih malu-malu dan selalu dan mengandalkan temannya. Namun, tidak dapat di pungkiri jika ada anak yang selalu mambuat ulah.
Hal ini disebabkan oleh interaksi sosial yang dilakukan anak ketika memasuki usia sekolah.
(3). Hubungan sebab-akibat1-akibat2
Yaitu
dimulai dari suatu sebab yang dapat menimbulkan serangkaian akibat.
Akibat pertama berubah menjadi sebab yang menimbulkan akibat kedua.
Demikianlah seterusnya hingga timbul rangkaian beberapa akibat.
Contoh :
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
Mulai tanggal 2 april 1975 harga berbagai jenis minyak bumi dalam negeri naik. Minyak tanah, premium, solar, diesel, minyak pelumas, dan lain-lainnya dinaikan harganya, karena pemerintah ingin mengurangi subsidinya, dengan harapan supaya ekonomi Indonesia makin wajar. Karena harga bahan baker naik, sudah barang tentu biaya angkutanpun akan naik pula. Jika biaya angkutan naik, harga barang pasti akan ikut naik, karena biaya tambahan untuk transport harus diperhitungkan. Naiknya harga barang akan terasa berat untuk rakyat. Oleh karena itu, kenaikan harga barang dan jasa harus diimbangi dengan usaha menaikan pendapatan rakyat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar